Sunday, January 25, 2015

Tanda Keimanan : Tidak Kikir

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لا يَجْتَمِعُ الشُّحُّ وَالإِيمَانُ فِي قَلْبِ مُؤْمِنٍ، وَلا يَجْتَمِعُ غُبَارٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَدُخَانُ جَهَنَّمَ فِي جَوْفِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ. (رواه أسلم الرزاز)

Keterangan : Sang Nabi menyampaikan :

1. kikir dan iman, begitu juga debu medan perjuangan dan asap jahannam tidak akan pernah menyatu di relung hati muslim.
2. seperti dikata di thema kufur dan iman tidak menyatu , atau harusnya dalam ruang berbeda tetapi berhadapan langsung.
3. tetapi di hadits ini disampaikan bahwa ruang iman berhadapan dengan ruang kikir. Ini maksudnya seperti menghadapkan mengambil ruang besar iman dengan ruang kecil kikir yang beada di ruang besar kufur. Atau gaya balaghoh itnab yang dikemas dalam bahasa majaz : itlaqu sabab alal musabbab atau tindakan kikir menjadi sebab dihukumi musabbab kekufuran.
4. bila redaksi pertama adalah tentang bahan bakar tindakan manusia, maka dalam redaksi kedua disampaiakan : hasil akhir / buah tindakannya , yaitu siapa yang beriman mendapat mendapat surga, dan siapa kufur mendapat jahannam. 5. redaksi kedua pun disampaikan secara majaz ; itlaq sabab alal musabbab ; yaitu tindakan jihad fi sabilillah menjadi sebab mendapat musabbab surga.
6. bila di sinkronkan lagi jadinya : siapa yang beriman akan melakukan kebaikan sampai dikata jihad fi sabilillah. Dan siapa yang kufur, bahkan sampai dikata kikir, maka dia mendapat balasan jahannam.

No comments:

Post a Comment